BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Perkembangan adalah perubahan kearah
kemajuan menuju terwujudnya hakekat manusia yang bermartabat atau berkualitas.
Perkembangan memiliki sifat holistik (menyeluruh/kompleks) yaitu : terdiri dari
berbagai aspek baik fisik ataupun psikis, terjadi dalam beberapa tahap (saling
berkesinambungan), ada variasi individu dan memiliki prinsip keserasian dan
keseimbangan.
Perkembangan Individu memiliki
beberapa prinsip-prinsip yaitu: Never ending process (perkembangan tidak
akan pernah berhenti), Semua aspek perkembangan saling mempengaruhi
(aspek emosional, aspek disiplin, aspek agama dan aspek sosial),Perkembnagan
mengikuti pola/arah tertentu (karena perkembangan individu dapat terjadi
perubahan perilaku yang dapat dipertahankan atau bahkan ditinggalkan)
Perkembangan merupakan proses yang
tidak akan berhenti dan setiap perkembangan memiliki tahapan tahapan yaitu : tahap
dikenangkan, tahap kandungan, tahap anak, tahap remaja, tahap dewasa, dan tahap
lansia, ada juga yang menggunakan patokan umur yang dapat pula digolongkan
dalam masa intraterin, masa bayi, masa anak sekolah, masa remaja dan masa
adonelen yang lebih lanjut akan disebut dengan periodesasi perkembangan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Periodesasi Perkembangan
Teori Periodesasi perkembangan dapat
digolongkan menjadi 3 (tiga) macam yakni
a. Periodesasi yang berdasarkan
Biologis
b. Periodesasi berdasarkan didaktis
c. Periodesasi berdasarkan
psikologis
2.1.1. Periodesasi perkembangan yang
berdasarkan biologis
Periodesasi berdasarkan biologis
adalah periodesasi yang pembahasannya berdasarkan pada kondisi atau proses
pertumbuhan biologis anak, karena pertumbuhan bilogis ikut berpengaruh terhadap
perkembangan kejiwaan seorang anak.
Para ahli yang termasuk dalam
kelompok ini antara lain adalah :
a) Kretschmer
Kretschmer membagi perkembangan anak
menjadi 4 (empat) fase, yaitu:
1. Fullungsperiode I
Yaitu pada umur 0;0 – 3;0. Pada masa
ini dalam keadaan pendek, gemuk, bersikap terbuka, mudah bergaul dan mudah
didekati.
2. Strecungsperiode I
Yaitu pada umur 3;0 – 7;0. Kondisi
badan anak nampak langsing, sikap anak cenderung tertutup, sukar bergaul dan
sulit didekati
3. Fullungsperiode II
Yaitu pada umur 7;0 –13;0. Kondisi
fisik anak kembali menggemuk
4. Strecungsperiode II
Yaitu pada umur 13;0 – 20;0. Pada
saat ini kondisi fisik anak kembali langsing
b) Aristoteles
Aristoteles merumuskan perkembangan
anak dengan 3 (tiga) fase perkembangan yakni:
1. Fase I
Yaitu pada usia 0;0 –7;0 yang
disebut masa anak kecil dan kegiatan pada fase ini hanya bermain.
2. Fase II
Yaitu pada usia 7;0 –14;0 yang
disebut masa anak atau masa sekolah dimana kegiatan anak mulai belajar di
sekolah dasar
3. Fase III
Yaitu pada usia 14;0 – 21;0 yang
disebut dengan masa remaja atau pubertas, masa ini adalah masa peralihan dari
anak menjadi dewasa.
Aristoteles menyebutkan pada
periodesasi ini disebut sebagai periodesasi yang berdasarkanpada biologis
karena antara fase I dengan fase ke II itu ditandai dengan adanya pergantian
gigi, sedangkan antara fase ke II dengan fase ke III ditandai dengan mulai
bekerjanya organ kelengkapan kelamin.
c) Sigmund Freued
Freued membagi perkembangan anak
menjadi 6 (enam) fase perkembangan yakni:
1. Fase Oral
Yaitu pada usia 0;0 – 1;0. Pada fase
ini, mulut merupakan central pokok keaktifan yang dinamis.
2. Fase Anal
Yaitu pada usia 1;0 – 3;0 Pada fase
ini, dorongan dan tahanan berpusat pada alat pembuangan kotoran.
3. Fase Falis
Yaitu pada usia 3;0 – 5;0. Pada fase
ini, alat-alat kelamin merupakandaerah organ paling perasa
4. Fase Latent
Yaitu pada usia 5;0 – 12/13;0 Pada
fase ini, impuls-impuls cenderung berdada pada kondisi tertekan
5. Fase Pubertas
Yaitu pada usia12/13;0 – 20;0 Pada
fase ini, impuls-impuls kembali menonjol. Kegiatan ini jika dapat
disublimasikan maka seorang anak akan sampai pada fase kematangan
6. Fase Genital
Yaitu pada usia 20 ke atas, Pada
fase ini, seseorang telah sampai pada fase dewas.
d)
Jesse Feiring Williams
Williams membagi perkembangan anak
menjadi 4 (empat) masa perkembangan yakni:
1. Masa Nursery dan kindergarten
yaitu, pada usia 0;0 – 6;0
2. Masa cepat memperoleh
kekuatan/tenaga, yaitu pada usia 6;0 – 10;0
3. Masa cepat berkembangnya tubuh,
yaitu pada usia 10;0 – 14;0
4. Masa Adolesen yaitu pada usia
14;0 –19;0 adalah masa perubahan pola dan kepentingan kemampuan anak dengan
cepat.
2.1.2.
Periodesasi perkembangan yang berdasarkan didaktis
Periodesasi berdasarkan didaktis
adalah periodesasi yang pembahasannya berdasarkan pada segi keperluan/materi
apa kiranya yang tepat diberikan kepada anak didik pada masa-masa tertentu,
serta memikirkan tentang kemungkinan metode yang paling efektif untuk
diterapkan di dalam engajar atau mendidik anak pada masa tertentu tersebut.
Para ahli yang termasuk dalam
kelompok ini antara lain adalah :
a) Johann Amos Comenilus (Komensky)
Komensky membagi perkembangan anak
menjadi 4 (empat) tahap, yaitu: 1. Scola Materna (sekolah ibu)
Yaitu pada usia 0;0 – 6;0 Pada fase
ini, anak mengembangkan organ tubuh dan panca indra di bawah asuhan ibu
(keluarga)
2. Scola Vermacula (sekolah bahasa
ibu)
Yaitu pada usia 6;0 – 12;0 pada fase
ini, anak mengembangkan pikiran, ingatan, dan perasaannya di sekolah dengan
menggunakan bahasa daerah(bahasa ibu)
3. Scola Latina (sekolah bahasa latin)
Yaitu
pada usia 12;0 – 18;0 pada fase ini, anak mengembangkan potensinya terutama
daya intelektualnya dengan bahasa asing.
5. Academia (akademi) adalah media pendidikan bagi anak usia
18;0 – 24;0
b) Jean Jeaques
Russeau
Didalam
bukunya yang terkenal yaitu “Emile eu du I’education” Jean Jeaques
Russeau membagi tahapan perkembangan anak antara lain:
1. Pada usia 0;0 – 2;0 tahun adalah masa asuha
2. Pada usia 2;0 – 12;0 tahun adalah masa pentingnya
pendidikan jasmani dan alat-alat indera.
3. Pada usia 12;0 – 15;0 tahun adalah masa perkembangan
pikiran dan masa juga terbatas
4. Pada usia 15;0 – 20;0 tahun adalah masa pentingnya
pendidikan serta pembentukan watak, kesusilaan juga pembinaan mental agama
c) Dr. Maria
Montessori
Dr. Maria membagi perkembangan anak
menjadi 4 (empat) tahap, yaitu:
1. Pada usia 1;0 – 7;0 adalah masa penerimaan dan pengaturan
rangsangan dari dunia luar dari alat dria.
2. Pada usia 7;0 – 12;0 adalah masa dimana anak sudah mulai
memperhatikan masalah kesusilaan, mulai berfungsi perasaan ethisnya yang
bersumber dari kata-kata hatinya dan dia mulai tahu kebutuhan orang lain
3. Pada usia 12;0 – 18;0 adalah masa penemuan diri serta
kepuasan terhadap masalah-masalah sosial.
4. Pada usia 18;0 – 24;0 adalah masa pendidikan di perguruan
tinggi, masa melatih anak akan realitas kepentingan dunia. Ia harus mampu
berfikir secara jernih, jauh dari perbuatan yang tercela.
d) Charles E.
Skinner
Skinner
membagi perkembangan anak menjadi Prenatal Stages dan Postanal Stages dengan
perincian sebagai berikut :
1.
Prenatal Stages
Ø Germinal : a fortnigh after consepsion (saat perencanaan)
Ø Embryo : Dari Consepsion sampai pada 6 bulan
Ø Fetus : Dari 6 bulan sampai ia lahir ke dunia
2. Posnatal stage
Ø Parturate : Pada saan ia lahir kedunia sampai pada
Ø Neonate : 2 Bulan pertamasetelah anak lahir kedunia
Ø Infant : 2 tahun pertama setelah anak lahir ke dunia
Ø Preschool child : Pada usia 6;0 – 9;0 tahun
Ø Intermediate School : pada usia 9;0 –12;0 tahun
Ø Junior Hight School : Pada Usia 12;0 – 19;0 tahun
2.1.3.
Periodesasi perkembangan yang berdasarkan Psikologis
Pada pembagian ini para ahli
membahas gejala perkembangan jiwa anak, berorientasi dari sudut pandang
psikologis, mereka tidak lagi mendasarkan pada sudut pandang biologis ataupun
didaktis. Sehingga para ahli mengembalikan masalah kejiwaan dalam kedudukan
yang murni.
Para ahli yang termasuk dalam
kelompok ini antara lain adalah :
a) Oswald Kroh
Kroh
berpendapat bahwa pada dasarnya perkembangan jiwa anak berjalan secara
evolutiv.Dan pada umumnya proses tersebut pada waktu-waktu tertentu mangalami
kegoncangan (aktivitas revolusi), masa kegoncangan ini oleh Kroh disebut ‘Trotz
Periode’,dan biasanya tiap anak akan mengalaminya sebanyak dua kali, yakni trotz
I sekitar usia 3/4 tahun. Trotz II usia 12 tahun bagi putri dan usia 13 tahun
bagi laki-laki.
Secara
ringkas dapat digambarkan sebagai berikut :
1. Dari lahir hingga trotz periode I disebut sebagai masa
anak awal (0;0 – 03;0/04;0)
2. Dari Trotz periode I hinga Trotz periode II disebut masa
keserasian bersekolah (03;0/04;0 – 12;0/13;0)
3. Dari trotz periode II hingga akhir masa remaja disebut
masa kematangan
(12;0/13;0 – 21;0)
b) Charlotte
Buhler
Charlotte
membagi perkembangan anak menjadi 5 (lima) fase, yaitu :
1. Fase I (0;0 – 1;0), Pada fase ini perkembangan sikap
subyektif menuju obyektif,
2. Fase II (1;0 – 4;0), Pada fase ini makin meluasnya
hubungan pada benda-benda sekitarnya, atau mengenal dunia secara subyektif.
3. Fase III (40 – 8;0), Pada fase ini individu memasukkan
dirinya kedalam masyarakat secara obyektif, adanya hubungan diri dengan
lingkungan sosial dan mulai menyadari akan kerja,tugas serta prestasi.
4. Fase IV (8;0 – 13;0), Pada fase ini mulai munculnya minat
ke dunia obyek sampai pada puncaknya, ia mulai memisahkan diri dari orang lain
dan sekitarnya secara sadar
5. Fase V (13;0 – 9;0) Pada Fase ini, nulai menemukan diri
yakin shyntesa sikap subyektif dan obyektif
2.1.4. Gabungan
dar ketiga kelompok oleh PH. Kohnstamm
Ia menyebutnya pandangan itu secara
flectis, walaupun nampaknya lebih berorientasi pada dasar psikologis, yaitu :
1.
0;0 – 2;0 disebut masa vital
2.
2;0 – 7;0 disebut masa Esthetis
3.
7;0 – 12;0/13;0 disebut masa perkembangan intelektual
4.
12;0/13;0 – 20;0 disebut masa sosial
Pembagian terakir ini masih dapat
diuraikan lagi menjadi :
1.
12;0 –14;0 = Masa Pural
2.
14;0 – 15;0 = Masa prapubertas
3.
15;0 – 18;0 = Masa Pubertas
4.
18;0 – 21;0 = masa adolesen
2.1.5. Tinjauan
perkembangan anak global oleh Robert j. Havigurst
Robert meninjau perkembangan anak
global yakni sebagai berikut:
1. 0;0 – 6;0 masa infacy and early childhood
2. 6;0 – 12;0 masa midle childhood
3. 12;0 – 18;0 masa preadolescense and adolesence
4. 18;0 – 35;0 masa early adulthood yang terbagi atas early
adulthood (18;0 – 21;0), adulthood (21;0 – 35;0)
5. 35;0 – 60;0 masa middle age
6. 60;00 – ke atas masa later life.
BAB III
KESIMPULAN
4.1.
Simpulan
Dari beberapa pendapat yang telah
diuraikan diatas, maka dapat muncullah pertanyaan manakah kiranya yang dianggap
paling baik?
Dari itu dapat diambil kesimpulan
bahwa ternyata semua konsep atau teori yang telah di ungkapkan itu memiliki
kebaikan dan kelemahannya masing-masing seperti tinjauan biologis itu akan
terasa bermanfaatbagi anak-anak yang berumur di bawah 5 (lima) tahun dan
tinjauan psikologis terasa baik sekali untuk manganalisa anak umur 5 (lima)
tahun, di sampingteori-teori tersebutpun terdapat keterkaitan yang tidak perlu
dipersoalkan.
Dengan demikian teori-teori tersebut
dapat diterapkan menurut situasi dan kondisi serta kepentingan dari pemakai.