BAB
I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah
A.Latar Belakang Masalah
Orang salaf ialah kaum muslimin yang hidup semasa rasullullah saw,semasa dengan para sahabat,tabi’in dan tabi’it tabi’in.Suasana penghayatan agama pada masa salaf itu masih sangat segar, mulus,sederhana dan semangat keagamaan yang murni,sesuai dengan jiwa dan ajaran rasulullah saw
Pada abad ke IV hijriah para murid ahmad bin hambal
melancarkan faham dan ajaran islam menurut keyakinan kaum salaf.Para muruid
imam ahmad bin hambal itu mengatakan bahwa keyakinan yang mereka lancarkan itu
adalah berdasarkan pendirian imam ahmad bin hambal.
Pada abad ke VII hijriah faham salaf ini digerakan kembali oleh ibnu taimiyah yakni lima abad setelah masa tabi’it tabi’in.Faham ibnu taimyah ini merupakan embriyo dari gerakan pembaharuan Muhammad abduh.
Pada abad ke VII hijriah faham salaf ini digerakan kembali oleh ibnu taimiyah yakni lima abad setelah masa tabi’it tabi’in.Faham ibnu taimyah ini merupakan embriyo dari gerakan pembaharuan Muhammad abduh.
Oleh
karena itu kami dari kelompok 7 akan membahas tentang aliran salaf ini menurut
sumber yang kami dapatkan.adapun permasalahan yang timbul kami akan bahas dalam
bab II.
Pada makalah ilmu kalam yang berjudul aliran ahlisunah waljamaah salaf imam ahmad bin hambal dan ibnu taimiyah ini meliputi pembahasan tentang:
Pada makalah ilmu kalam yang berjudul aliran ahlisunah waljamaah salaf imam ahmad bin hambal dan ibnu taimiyah ini meliputi pembahasan tentang:
a.
Arti salaf dan salafus shalihin
b.
Faham salaf
c.
Pemikiran teologi imam ahmad bin hambal
d.
Pemikiran teologi ibnu taimiah
e.
Tuduhan – tuduhan terhadap ibnu taimiyah
B.Pembatasan Masalah
Agar lebih fokus dan lebih evisien dalam pembahasan
ini maka kami membatasi permasalahan ini menjadi beberapa sub pokok pembahasan
yang meliputi: Arti salaf dan salafus shalihin Faham salaf, Ulasan tentang
biografi imam ahmad bin hambal dan ibnu taimiah, Pemikiran teologi imam ahmad
bin hambal, Pemikiran teologi ibnu taimiah,
Tuduhan – tuduhan terhadap ibnu taimiyah
Tuduhan – tuduhan terhadap ibnu taimiyah
C.Perumusan Masalah
Dari uraian yang telah dipaparkan secara sepintas
kami dari kelompol 7 dapat menguraikan perumusan masalah sebagai berikut :
a. Sejak kapan munculnya femahaman salaf ini?
b. Pemikiran apa saja yang dikemukakan oleh ibnu
hambal dan ibnu taimiyah?
D.Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui kapan munculnya femikiran salaf
2. Dan untuk mengetahui secara jelas femikiran
teologi imam ahmad ibnu hambal dan ibnu taimiyah
E.Metodologi Penulisan
Dalam pembahasan ilmu kalam yang berjudul aliran
ahlisunah waljamaah assalaf ini,kami kelompok 7 menggunakan metode analisis
deskriftif dari sumber – sumber yang kami peroleh
F.Sistematika Penulisan
F.Sistematika Penulisan
Makalah ini di buat 4 bab yang masing-masing bab di lengkapi sub – sub bab dengan sistematika sebagai berkut
Bab I : pendahuluan yang menguraikan latar belakang
masalah,perumusan masalah,pembatasan masalah, tujuan
penulisan/pembahasan,metode
penulisan dan sitematika penulisan
penulisan dan sitematika penulisan
Bab II : pembahasan yang menguraikan tentang Arti
salaf dan salafus shalihin Faham salaf,Ulasan tentang biografi imam ahmad bin
hambal dan ibnu taimiah, Pemikiran teologi imam ahmad bin hambal, Pemikiran
teologi ibnu taimiah,
Tuduhan – tuduhan terhadap ibnu taimiyah
Bab IV : penutup yang menguraikan tentang kesimpulan
dan saran-saran.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Arti salaf dan salafus shalihin
A. Arti salaf dan salafus shalihin
Kata salaf dalam bahasa arab mempunyai arti yaitu yang terdahulu/meminjamkan uang kepada orang atau mendaftar tanah untuk persemian benih.
Adapun yang dimaksudkan kata salaf disini ialah
arati yang pertama yakni yang erdahulu.Maksudnya orang-orang muslim
terdahulu,yang semasa dengan rasulullah,para sahabat, para tabi’in dan para
tabi’it tabi’in.Mereka itu adalah orang-orang yang khusudan mendalam rasa
keagamaanya,karena terutama,mereka itu amat dekat pada masa nabi,atau boleh
dikatakan hidup pada awal jaman islam.
Banyak sekali ragam definisi yang dikemukakan oleh
para pakar diantaranya yaitu :
-Menurut Asartani ualma salaf adalah ulama yang tidak menggunakan ta’wil (dalam menafsirkan ayat-ayat mutasabihat)dan tidak menggunakan faham tasbiyah -Mahmud Al-Bisybisyi mendefinisikan salaf sebagi sebagai sahabat,tabi’in dan tabi’it tabi’in yang dapat di ketahui dari sikapnya yang nampak penafsiran yang mendalam tentang sifat-sifat Allah yang menyerupai segala sesuatu yang baru untuk mensucikan dan mengagungka-Nya
-Menurut Asartani ualma salaf adalah ulama yang tidak menggunakan ta’wil (dalam menafsirkan ayat-ayat mutasabihat)dan tidak menggunakan faham tasbiyah -Mahmud Al-Bisybisyi mendefinisikan salaf sebagi sebagai sahabat,tabi’in dan tabi’it tabi’in yang dapat di ketahui dari sikapnya yang nampak penafsiran yang mendalam tentang sifat-sifat Allah yang menyerupai segala sesuatu yang baru untuk mensucikan dan mengagungka-Nya
-Ibrahim Muzakir menguraikan karakteristik ulama salaf atau salafiyah sebagai berikut:
1. Mereka lebih mendahulukan riwayat naqli dari pada diroyah aqal
2. Dalam persoalan pokok –pokok agama (ushulludin)dan persoalan cabang agama(furu’ad’din) mereka hanya bertolak kepada al-kitab dan assunah
3. Mereka mengimani Allah tanpa perenunagan lebih
lanjaut (tentang Dzat-Nya) dan tidak pula mempunyai faham tasbiyah
4. Mereka memahami ayat-ayat alquran sesuai dengan
makna lahirnya,dan tidak berupaya untuk mentawilkanya
-Menurut Harun Nasution mengatakan secara kronoligis
salafiyah bermula dari imam ahmad bin hambal,lalu, ajaranya dikembangkan oleh
ibnu taimiyah.Dan dibubarkan oleh imam Muhammad bin abdul wahab
Mereka itulah yang kemudian dinamakan salafush
shalihin,yang artinya “orang-orang shaleh terdahulu”
Sebagai mana rasul bersabda
“abad sebaik-baiknya adalah abadku,kemudian abad
berikutnya,dam kemudian abad berikutnya”
Dan allah menegaskan tentang orang-orang islam terdahulu sebagai berikut:
“orang-orang terdahululagi pertama-tama (masuk Islam) di antara oran-orang muhajirin dan kaum anshor dan orang orang yang mengikuti mereka dengan baik,allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada allah dan allah menyediakan bagi mereka syurga-syurga yang mengalir sungai-sungai di bawahnya; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya itulah kemenangan yang besar.(At-taubah ayat 100)
Kalau ada orang yang mengatakan “orang – orang salaf”atau kaum salaf artinya orang islam terdahulu semasa dengan rasulullah, para sahabat,tabi’in dan para tabi’it tabi’in.Ibnu taimiyah membatasi jaman salaf yaitu sejak jaman rasulullah sampai 300 Tahun Hijriah.Adapun jaman setelah 300 tahun hijriah sampai sekarang dinamakan jaman khalaf
Munculnya Femahaman Shalaf
Para pakar menguraikan awal munculnya femahaman salaf ini yaitu
Ada yang mengatakan pada abad ke IV Hijriyah,para penganut hambali melancarkan faham yang mereka katakana diambil dari faham imam ahmad bin hambal.Mereka berkata bahwa imam ahmad bin hambal inilah yang menghidupkan dan mempertahankan I’tikaf salaf itu.
Setelah abad ke IV hijriah itu faham-faham salaf tidak terdengar.Baru pada abad ke VII Hijriah muncul seorang ulama yang bernama ibnu taimiyah,yang mana dia mengeluarkan fatwa-fatwa tentang masalah ketuhanan yang dikatakanya faham salaf,faham salaf ini dikatakan ingin memurnikan ajaran islam dari unsur-unsur yang datang dari luar,yang tentu saja tidak sesuai dengan kemurnian islam
Pada abad ke XVII Masehi,munculah Muhammad bin Abdul Wahab(1703-1787 M) yang melancarkan suatu faham dan katanya,faham itu adalah faham salaf. Muhammad bin Abdul Wahab ini adalah pengikut faham ibnu taimiyah
Dan akhirnya Muhammad abduh (1849-1905 M) yang mengikuti ajaran ibnu taimiyah,ibnu qoyim al –jauziyah dan Al-Ghazalimenghidupkan kembali faham ibnu taimiyah itu.
B. FAHAM SALAF
Faham salaf yakni para sahabat,tabi’in dan tabi’it tabi’in memahami islam sebagaimana yang talah difahami dan diamalkan oleh rasulullah saw.Yakni menyerahkan diri kepada Allah dalam segala gerak-geriknya , sehingga amal perbuatan,alam fikiran nya dan syi’arnya disesuaikan dengan hukum-hukum yang telah ditetapkan oleh Allah.Berniat sekaligus berbuat,beriman sekaligus beramal,percaya sekaligus mengamalkan.Seliruh perbuatan hidupnya di perlihatkan dalam bentuk amal perbuatan.
Dengan demikian maka iman dan amal shaleh itu berkaitan,dan berjalan bersama
Mereka yang melancarkan faham salaf pada abad ke IV Hijriyah itu menginginkan bagaimana agar umat islam kembali kepada jaman Rasulullah dan para sahabatnya
I. Femikiran Teologi Ahmad Bin Hambal
Tentang ayat-ayat mutasabihat
Dalam memahami ayat-ayat al-quran,ia lebih suka menerapkan pendekatan lafdzi(tekstual) dari pada pendekatan ta’wil terutama berkaitan dengan sifat-sifat tuhan dan ayat-ayat mutasabihat,hal itu terbukti ketika ditanya tentang surat taha yang berbunyi sebagai berikut:
Artinya
Yaitu tuhan yang maha pemurah,yang bersemayam diatas arsy
Dalam hal ini ibnu hambal menjawab “iatawa di atas arsy terserah pada Allah dan bagaimana saja dia dikehendaki dengan tiada batas dan tiada batas dan tiada seorangpun yagn sanggup menyifatinya”
Dan ketika ditanya tentang makan hadist nuzul(Tuhan turun ke langit dunia) Ru’yah (orang-orang beriman melihat Tuhan di akhirat) dan hadis tentang telapak kaki tuhan ibn hambal menjawab”kita mengimani dan membenarkan tanpa mencari penjelasan cara dan makna “
Dari pernyataan di atas,tampak bahwa ibnu hambal bersikap menyerahkan makna-makna ayat hadist mutasabihat kepada Allah dan rasul-Nya,dan menyucikan-Nya dari keserupaan denga makluk,ia sama sekali tidak mentawilkan pengertian lahirnya
Tentang status al-quran
Salah satu persoalan teologis yang di hadapi ibnu hambal,yang membuatnya di penjara beberapa kali,adalah tentang status al-quran,apakah siciptakan makhluk yang karenanya hadist baru ataukah tidak diciptakan yang karenanya qodim? Faham yang diakui oleh pemerintah yakni dinasti abasiyah dibawah pimpinan khalifah al-ma’mun,al-mu’tashim dan al-watsiq adalah faham mu’tazilah yakni alquran tidak bersifat qodim tetapi baru dan diciptakan faham adanya qodim disamping ibnu hambal tidak sependapat dengan faham tersebut diatas.
Hanya ia mengatakan bahwa al-quran tidak diciptakan hal ini sejalan dengan pola fikirnya yang menyerahkan ayat-ayat al-quran yang berhubungan dengan sifat Allah kepada Allah dan rasuln-Nya
II. Pemikiran Teologi Ibnu Taimiyah
Pemikiran ibnu taimiyah sebagai mana dikatakan oleh ibrahim mudzakir Yaitu:
a. Sangat berpegang teguh pada nas (tek al-quran dan al-hadist)
b. Tidak memberikan ruang gerak yang bebsa kepada akal
c. Berpendapat bahwa al-quran mengandung semua ilmu agama
d. Di dalam islam hanya di teladani 3 generasi saja yaitu sahabat tabi’in dan tabi’it tabi’in
e. Allah memiliki sifat yang tidak bertentangan denga tauhid dan tetap mentazimkan-Nya
Ibnu taimiya adalah seorang tektualis.Oleh sebab itu,pandanganya oleh semua madzhab hambal al-katib al-jauzi sebagai pandangan tasbih Allah,yakni menyerupakan Allah dengan makhlik-Nya,oleh karena itu al-jauzi berpendapat bahwa pengakuan ibnu taimiyah tentang salaf perlu di tinjau kembali
Di Indonesia ini ibnu taimiyah dianggap oleh sementara orang sebagai bukan termasuk golongan ahli sunah wal-jamaah,memang pendapat-pendapatnya atau fatwanya tentang pemurnian islam amat keras dan blak-blakan.ada dua masalah yang menjadi pokok masalah dari semua fatwanya itu,adalah masalah urusan syirik dan bid’ah
Ibnu taimiyah tidak pernah ragu-ragu didalam memperjuangkan pendirian ahli salaf , syirik dan bid’ah yang dibencinya itu diserang dan di berantas dalam setiap kesempatan.Musuh-musuh islam ataupun orang-orang yang sengaja atau tidak sengaja memasukan unsur-unsur luar islam digasak terus.baik orang yang memasukan kemasehian atau kemajusian ke dalam islam.apalagi aliran – aliran murji’ah khawarijiah dan lain – lain,semuanya tidak lepas dari keritikan ibnu taimiyah.
Taqlid buta pada ulama tanpa mengetahui dasar-dasar landasan hukum tidak di tolelir oleh ibnu taimiyah.demikian pula ijma-ijma ulama setempat yang pada dasarnya hanya merupakan pendapat-pendapat yang dilegalkan untuk menambah – nambah ibadah dalam islam tidak lellpas dari kritikanya.
Berkutn ini merupakan pandangan ibnu taimiyah tentang sifat-sifat Allah
A. percaya sepenuh hati terhadap sifat-sifat Allah yang ia sendiri atau rasul-Nya menyifatinya sifat-sifat yang di maksud yaitu:
a. Sifat salbiyah yaitu qidam,baqa,mukhalafatul lil hawadisi qiyamuhu binafsihi dan wahdaniyah
b. Sifat ma’ani yaitu qudrah,iradah,sama basar,hayat,ilmu,dan kalam
c. Sifat khabariah(sifat-sifat yang diterangakan Al-quran dan hadist walaupun akal bertanya-tanya tentang makna) seperti keterangan yang menyatakan bahwa Allah di langit; Allah di atas arasy;Allah turun kelangit dunia;Allah dilihat oleh orang orang shaleh kelak di surga;wajah,tangan dan mata Allah
d. Sifat dhafiyah, meng – idhofat-kan atau menyandarkan nama-nama Allah pada alam makhluk,seperti rab al-alamin khaliq al kaun dan faliw al-hubwa al nawa
B. Percaya sepenuhnya terhadap nama-nama-Nya atau Rasul-Nya sebutkan separti al-awwal, al-akhir, azh-zhair dan lain-lain
C. Menerima sepenuhnya sifat dan nama Allah tersebut dengan:
1. Tidak mengubah maknanya pada makna yang tidak dikehendaki lafaz(min Ghair tahrif)
2. Tidak menghilangkan pengertian lafaz(min gair ta’thil)
3. Tidak mnegingkari(min ghair ilhad)
4. Tidak menggambar-gambarkan bentuk tuhan,baik dalam fikiran atau hati, apalagi dengan indra (min ghair takyif at-takyif)
5. Tidak menyerupakan apalagi menyamakan sifat-sifat-Nya denga sifat-sifat makhluk-Nya (min ghair tamsil rabb alalamin).Hal ini desebabkan bahwa tiada sesuatu pun yang tidak
Bab III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Karena berbagai penyelewengan faham dalam bidang aqidah,politik,dan sedikit dalam bidang ibadah dari umat islam itulah maka timbul suatu reaksi dari ummat islam yang menolak faham-faham yagn muncul itu.Para ulama yang ingin mengembalikan keyakinan dan ajaran islam kepada jalan yang lurus sesuai dengan alquran dan assunnah,dan para ahli agama yang sejak terjadinya pertentangan – pertentangan itu tidak ikut melibatkan diri dalam arena perselisihan, karenanya mereka masih berpegang teguh kepada ajaran islam semula, mereka inilah yagn mereaksi,mereka ini melancarkan fahamnya ditengah-tengah hiruk pikuk kemelut politik dan faham – faham yang telah menyeleweng jauh itu. Maka munculah faham yang kemudian terkenal dengan nama golongan ahli sunnah wal jamaah
Kata – kata ahlusunah wal-jamaah mempunyai berbagai arti,sesuai dengan perkembangan dari sejarah arti kata tersebut.
Pertama adalah sebagai lawan dari golongan yang mementingkan tafsiran akal fikiran atau ahli ra’yu (ahli qiyas),dan mereka ini mendahulukan ra’yu atas nash hadist. Mereka ini adalah golongan irak ,kemudian golongan hijaz yang mementingkan hadist, dan golongan inilah dinamakan ahli hadist atau ahli sunnah.
Kedua adalah sebagai reaksi dari faham mu’tazilah dan faham – faham lain yang telah dijelaskan diatas. Arti kedua ini diperuntukan bagi faham asy’ariyah dan faham maturidiyah
Ketiga adalah yang berhubungan denga pembahasan ibadah dan syariah bagian ini yang menjadi pokok dan inti pembicaraan dalam buku ini,karena kebanyakan kaum muslimin Indonesia membicarakan masalah tersebut. Seseorang bahkan golongan pun dilibatkan.
Kembali pada arti yang kedua yakni tentang doktrin ahli sunnah wal jamaah dalam bidang aqidah, dan politik tidak semua benar karena faham asy’ariyah dan maturidiah yang dibanggakan dengan faham ahli sunnah wal jamaah itu tidak sesuaui denga jiwa alquran dan sunnah. Misalnya asy’ari tentang taqdir dan ikhtiar atau qhodlo dan qhodar masih cenderung kepada faham jabariyah. Dan imam maturidi dikatakan koleh para ulama tidak termasuk pemimpin atau kepala dari golongan ahlus sunnah wal jamaah
Di Indonesia masalah aqidah ramai di pertentangan walaupun tidak sehebat masalah ibadah dan syariah. Namun pada dasarnya adalah hanya kesalahan – kesalahan dalam bidang permunian aqidah yang dilancarkan oleh kaum salaf,kaum wahabiyah faham syekh Muhammad abduh,muhammda rasyid ridha dan lainya, yagn mempunyai pengaruh besar terhadap pembaharuan dan pemurnian islam di Indonesia yang di lancarkan oleh muhammadiyah persatuan islam dan irsadiyah.
Ternyata masalah sar’iyah ibadah dan aqidah yang diamalkan dan diyakini kaum salaf dan kaum pembaharu yang dituduh oleh mereka yang tidak yagn tidak menyetujui sebagai keluar dari faham ahlus sunnah wal jamaah itu tidak benar. Bila ditilik pada materi-materi masalah yang dituduhkan, dan senua dasar dan alas an diperbandingkan ,maka kaum salaf ibnu taimiyah dan kaum pembaharu tersebut mempunyai dasar dan landasan yagn kuat yaitu al-quran dan assunah.
B. Saran Saran
1.Karena masih banyak pebahasan tentang ahlus sunnah wal jamaah asalaf yang belum kami tuangkan dalam makalah ini maka seyogyanya para pembaca mengkaji dan memperdalam tentang permasalahan ini
2.karena pentingnya pembahasan ilmu kalam tentang ahlus sunnah wal jamaah asalaf maka seyogyanya kepada mahasiswa untuk mengkaji dan memperdalam dalam pembahasan ini maupun pembahasan –pembahasan yang bersangkutan dengan pembahasan ilmu kalam ini
3.dalam penusunan makalah ini kami sadari,masih banyak kekurangan –kekurangan dan kesalahan – salahan maka kami memohon kepada seluruh teman – teman khususnya dosen ilmu pendidikan untuk memberikan kritik dan saran – saran yang bersifat membangun agar terciptanya penyusunan makalah yang lebih baik lagi
DAFTAR PUSTAKA
Hasyim umar,1982 “Apakah Anda Termasuk Golongan Ahlus Sunnah Wal Jamaah”Malaysia:PT Bina IlmuØ
Rokzak A Dr,2006”Ilmu Kalam”Bandung:Pustaka Setia
Dan allah menegaskan tentang orang-orang islam terdahulu sebagai berikut:
“orang-orang terdahululagi pertama-tama (masuk Islam) di antara oran-orang muhajirin dan kaum anshor dan orang orang yang mengikuti mereka dengan baik,allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada allah dan allah menyediakan bagi mereka syurga-syurga yang mengalir sungai-sungai di bawahnya; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya itulah kemenangan yang besar.(At-taubah ayat 100)
Kalau ada orang yang mengatakan “orang – orang salaf”atau kaum salaf artinya orang islam terdahulu semasa dengan rasulullah, para sahabat,tabi’in dan para tabi’it tabi’in.Ibnu taimiyah membatasi jaman salaf yaitu sejak jaman rasulullah sampai 300 Tahun Hijriah.Adapun jaman setelah 300 tahun hijriah sampai sekarang dinamakan jaman khalaf
Munculnya Femahaman Shalaf
Para pakar menguraikan awal munculnya femahaman salaf ini yaitu
Ada yang mengatakan pada abad ke IV Hijriyah,para penganut hambali melancarkan faham yang mereka katakana diambil dari faham imam ahmad bin hambal.Mereka berkata bahwa imam ahmad bin hambal inilah yang menghidupkan dan mempertahankan I’tikaf salaf itu.
Setelah abad ke IV hijriah itu faham-faham salaf tidak terdengar.Baru pada abad ke VII Hijriah muncul seorang ulama yang bernama ibnu taimiyah,yang mana dia mengeluarkan fatwa-fatwa tentang masalah ketuhanan yang dikatakanya faham salaf,faham salaf ini dikatakan ingin memurnikan ajaran islam dari unsur-unsur yang datang dari luar,yang tentu saja tidak sesuai dengan kemurnian islam
Pada abad ke XVII Masehi,munculah Muhammad bin Abdul Wahab(1703-1787 M) yang melancarkan suatu faham dan katanya,faham itu adalah faham salaf. Muhammad bin Abdul Wahab ini adalah pengikut faham ibnu taimiyah
Dan akhirnya Muhammad abduh (1849-1905 M) yang mengikuti ajaran ibnu taimiyah,ibnu qoyim al –jauziyah dan Al-Ghazalimenghidupkan kembali faham ibnu taimiyah itu.
B. FAHAM SALAF
Faham salaf yakni para sahabat,tabi’in dan tabi’it tabi’in memahami islam sebagaimana yang talah difahami dan diamalkan oleh rasulullah saw.Yakni menyerahkan diri kepada Allah dalam segala gerak-geriknya , sehingga amal perbuatan,alam fikiran nya dan syi’arnya disesuaikan dengan hukum-hukum yang telah ditetapkan oleh Allah.Berniat sekaligus berbuat,beriman sekaligus beramal,percaya sekaligus mengamalkan.Seliruh perbuatan hidupnya di perlihatkan dalam bentuk amal perbuatan.
Dengan demikian maka iman dan amal shaleh itu berkaitan,dan berjalan bersama
Mereka yang melancarkan faham salaf pada abad ke IV Hijriyah itu menginginkan bagaimana agar umat islam kembali kepada jaman Rasulullah dan para sahabatnya
I. Femikiran Teologi Ahmad Bin Hambal
Tentang ayat-ayat mutasabihat
Dalam memahami ayat-ayat al-quran,ia lebih suka menerapkan pendekatan lafdzi(tekstual) dari pada pendekatan ta’wil terutama berkaitan dengan sifat-sifat tuhan dan ayat-ayat mutasabihat,hal itu terbukti ketika ditanya tentang surat taha yang berbunyi sebagai berikut:
Artinya
Yaitu tuhan yang maha pemurah,yang bersemayam diatas arsy
Dalam hal ini ibnu hambal menjawab “iatawa di atas arsy terserah pada Allah dan bagaimana saja dia dikehendaki dengan tiada batas dan tiada batas dan tiada seorangpun yagn sanggup menyifatinya”
Dan ketika ditanya tentang makan hadist nuzul(Tuhan turun ke langit dunia) Ru’yah (orang-orang beriman melihat Tuhan di akhirat) dan hadis tentang telapak kaki tuhan ibn hambal menjawab”kita mengimani dan membenarkan tanpa mencari penjelasan cara dan makna “
Dari pernyataan di atas,tampak bahwa ibnu hambal bersikap menyerahkan makna-makna ayat hadist mutasabihat kepada Allah dan rasul-Nya,dan menyucikan-Nya dari keserupaan denga makluk,ia sama sekali tidak mentawilkan pengertian lahirnya
Tentang status al-quran
Salah satu persoalan teologis yang di hadapi ibnu hambal,yang membuatnya di penjara beberapa kali,adalah tentang status al-quran,apakah siciptakan makhluk yang karenanya hadist baru ataukah tidak diciptakan yang karenanya qodim? Faham yang diakui oleh pemerintah yakni dinasti abasiyah dibawah pimpinan khalifah al-ma’mun,al-mu’tashim dan al-watsiq adalah faham mu’tazilah yakni alquran tidak bersifat qodim tetapi baru dan diciptakan faham adanya qodim disamping ibnu hambal tidak sependapat dengan faham tersebut diatas.
Hanya ia mengatakan bahwa al-quran tidak diciptakan hal ini sejalan dengan pola fikirnya yang menyerahkan ayat-ayat al-quran yang berhubungan dengan sifat Allah kepada Allah dan rasuln-Nya
II. Pemikiran Teologi Ibnu Taimiyah
Pemikiran ibnu taimiyah sebagai mana dikatakan oleh ibrahim mudzakir Yaitu:
a. Sangat berpegang teguh pada nas (tek al-quran dan al-hadist)
b. Tidak memberikan ruang gerak yang bebsa kepada akal
c. Berpendapat bahwa al-quran mengandung semua ilmu agama
d. Di dalam islam hanya di teladani 3 generasi saja yaitu sahabat tabi’in dan tabi’it tabi’in
e. Allah memiliki sifat yang tidak bertentangan denga tauhid dan tetap mentazimkan-Nya
Ibnu taimiya adalah seorang tektualis.Oleh sebab itu,pandanganya oleh semua madzhab hambal al-katib al-jauzi sebagai pandangan tasbih Allah,yakni menyerupakan Allah dengan makhlik-Nya,oleh karena itu al-jauzi berpendapat bahwa pengakuan ibnu taimiyah tentang salaf perlu di tinjau kembali
Di Indonesia ini ibnu taimiyah dianggap oleh sementara orang sebagai bukan termasuk golongan ahli sunah wal-jamaah,memang pendapat-pendapatnya atau fatwanya tentang pemurnian islam amat keras dan blak-blakan.ada dua masalah yang menjadi pokok masalah dari semua fatwanya itu,adalah masalah urusan syirik dan bid’ah
Ibnu taimiyah tidak pernah ragu-ragu didalam memperjuangkan pendirian ahli salaf , syirik dan bid’ah yang dibencinya itu diserang dan di berantas dalam setiap kesempatan.Musuh-musuh islam ataupun orang-orang yang sengaja atau tidak sengaja memasukan unsur-unsur luar islam digasak terus.baik orang yang memasukan kemasehian atau kemajusian ke dalam islam.apalagi aliran – aliran murji’ah khawarijiah dan lain – lain,semuanya tidak lepas dari keritikan ibnu taimiyah.
Taqlid buta pada ulama tanpa mengetahui dasar-dasar landasan hukum tidak di tolelir oleh ibnu taimiyah.demikian pula ijma-ijma ulama setempat yang pada dasarnya hanya merupakan pendapat-pendapat yang dilegalkan untuk menambah – nambah ibadah dalam islam tidak lellpas dari kritikanya.
Berkutn ini merupakan pandangan ibnu taimiyah tentang sifat-sifat Allah
A. percaya sepenuh hati terhadap sifat-sifat Allah yang ia sendiri atau rasul-Nya menyifatinya sifat-sifat yang di maksud yaitu:
a. Sifat salbiyah yaitu qidam,baqa,mukhalafatul lil hawadisi qiyamuhu binafsihi dan wahdaniyah
b. Sifat ma’ani yaitu qudrah,iradah,sama basar,hayat,ilmu,dan kalam
c. Sifat khabariah(sifat-sifat yang diterangakan Al-quran dan hadist walaupun akal bertanya-tanya tentang makna) seperti keterangan yang menyatakan bahwa Allah di langit; Allah di atas arasy;Allah turun kelangit dunia;Allah dilihat oleh orang orang shaleh kelak di surga;wajah,tangan dan mata Allah
d. Sifat dhafiyah, meng – idhofat-kan atau menyandarkan nama-nama Allah pada alam makhluk,seperti rab al-alamin khaliq al kaun dan faliw al-hubwa al nawa
B. Percaya sepenuhnya terhadap nama-nama-Nya atau Rasul-Nya sebutkan separti al-awwal, al-akhir, azh-zhair dan lain-lain
C. Menerima sepenuhnya sifat dan nama Allah tersebut dengan:
1. Tidak mengubah maknanya pada makna yang tidak dikehendaki lafaz(min Ghair tahrif)
2. Tidak menghilangkan pengertian lafaz(min gair ta’thil)
3. Tidak mnegingkari(min ghair ilhad)
4. Tidak menggambar-gambarkan bentuk tuhan,baik dalam fikiran atau hati, apalagi dengan indra (min ghair takyif at-takyif)
5. Tidak menyerupakan apalagi menyamakan sifat-sifat-Nya denga sifat-sifat makhluk-Nya (min ghair tamsil rabb alalamin).Hal ini desebabkan bahwa tiada sesuatu pun yang tidak
Bab III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Karena berbagai penyelewengan faham dalam bidang aqidah,politik,dan sedikit dalam bidang ibadah dari umat islam itulah maka timbul suatu reaksi dari ummat islam yang menolak faham-faham yagn muncul itu.Para ulama yang ingin mengembalikan keyakinan dan ajaran islam kepada jalan yang lurus sesuai dengan alquran dan assunnah,dan para ahli agama yang sejak terjadinya pertentangan – pertentangan itu tidak ikut melibatkan diri dalam arena perselisihan, karenanya mereka masih berpegang teguh kepada ajaran islam semula, mereka inilah yagn mereaksi,mereka ini melancarkan fahamnya ditengah-tengah hiruk pikuk kemelut politik dan faham – faham yang telah menyeleweng jauh itu. Maka munculah faham yang kemudian terkenal dengan nama golongan ahli sunnah wal jamaah
Kata – kata ahlusunah wal-jamaah mempunyai berbagai arti,sesuai dengan perkembangan dari sejarah arti kata tersebut.
Pertama adalah sebagai lawan dari golongan yang mementingkan tafsiran akal fikiran atau ahli ra’yu (ahli qiyas),dan mereka ini mendahulukan ra’yu atas nash hadist. Mereka ini adalah golongan irak ,kemudian golongan hijaz yang mementingkan hadist, dan golongan inilah dinamakan ahli hadist atau ahli sunnah.
Kedua adalah sebagai reaksi dari faham mu’tazilah dan faham – faham lain yang telah dijelaskan diatas. Arti kedua ini diperuntukan bagi faham asy’ariyah dan faham maturidiyah
Ketiga adalah yang berhubungan denga pembahasan ibadah dan syariah bagian ini yang menjadi pokok dan inti pembicaraan dalam buku ini,karena kebanyakan kaum muslimin Indonesia membicarakan masalah tersebut. Seseorang bahkan golongan pun dilibatkan.
Kembali pada arti yang kedua yakni tentang doktrin ahli sunnah wal jamaah dalam bidang aqidah, dan politik tidak semua benar karena faham asy’ariyah dan maturidiah yang dibanggakan dengan faham ahli sunnah wal jamaah itu tidak sesuaui denga jiwa alquran dan sunnah. Misalnya asy’ari tentang taqdir dan ikhtiar atau qhodlo dan qhodar masih cenderung kepada faham jabariyah. Dan imam maturidi dikatakan koleh para ulama tidak termasuk pemimpin atau kepala dari golongan ahlus sunnah wal jamaah
Di Indonesia masalah aqidah ramai di pertentangan walaupun tidak sehebat masalah ibadah dan syariah. Namun pada dasarnya adalah hanya kesalahan – kesalahan dalam bidang permunian aqidah yang dilancarkan oleh kaum salaf,kaum wahabiyah faham syekh Muhammad abduh,muhammda rasyid ridha dan lainya, yagn mempunyai pengaruh besar terhadap pembaharuan dan pemurnian islam di Indonesia yang di lancarkan oleh muhammadiyah persatuan islam dan irsadiyah.
Ternyata masalah sar’iyah ibadah dan aqidah yang diamalkan dan diyakini kaum salaf dan kaum pembaharu yang dituduh oleh mereka yang tidak yagn tidak menyetujui sebagai keluar dari faham ahlus sunnah wal jamaah itu tidak benar. Bila ditilik pada materi-materi masalah yang dituduhkan, dan senua dasar dan alas an diperbandingkan ,maka kaum salaf ibnu taimiyah dan kaum pembaharu tersebut mempunyai dasar dan landasan yagn kuat yaitu al-quran dan assunah.
B. Saran Saran
1.Karena masih banyak pebahasan tentang ahlus sunnah wal jamaah asalaf yang belum kami tuangkan dalam makalah ini maka seyogyanya para pembaca mengkaji dan memperdalam tentang permasalahan ini
2.karena pentingnya pembahasan ilmu kalam tentang ahlus sunnah wal jamaah asalaf maka seyogyanya kepada mahasiswa untuk mengkaji dan memperdalam dalam pembahasan ini maupun pembahasan –pembahasan yang bersangkutan dengan pembahasan ilmu kalam ini
3.dalam penusunan makalah ini kami sadari,masih banyak kekurangan –kekurangan dan kesalahan – salahan maka kami memohon kepada seluruh teman – teman khususnya dosen ilmu pendidikan untuk memberikan kritik dan saran – saran yang bersifat membangun agar terciptanya penyusunan makalah yang lebih baik lagi
DAFTAR PUSTAKA
Hasyim umar,1982 “Apakah Anda Termasuk Golongan Ahlus Sunnah Wal Jamaah”Malaysia:PT Bina IlmuØ
Rokzak A Dr,2006”Ilmu Kalam”Bandung:Pustaka Setia