Download

Top 10 worst thing a theacher can do yang harus dilakukan oleh seorang guru;


1.       Avoid smiling and being friendly with your student.
Yaitu saat pertama kali masuk mengajar di kelas (pada semester baru atau tahun ajaran baru), seorang guru harus menghindari banyak tersenyum dan begitu akrab dengan para siswanya. Pada pertemuan pertama tersebut digunakan untuk menanamkan bahwa tujuan kita datang ke madrasah ini bukan untuk bermain-main. Jelaskan juga bahwa ini bukan berarti bahwa siswa tidak bisa bahagia saat ada di dalam kelas bersama kita. Pada pertemuan pertama ini, seorang guru harus membuat kesepakatan belajar dengan siswa. Bayangkan saja apa yang akan terjadi dihari-hari berikutya jika saat pertama kali kita masuk kelas banyak tersenyum dan sok akrab dengan murid. Tentunya murid menjadi tidak akan respek dihari berikutnya setelah melihat kesan pertama yang telah kita tampilkan. Sebaiknya hubungan antara guru dan murid tidak terlalu jauh dan tidak terlalu dekat (proporsional dan profesional). Hal ini untuk menjaga obyektifitas dan menumbuhkan respek murid pada guru dan mata pelajaran yang diampunya.

2.       Becoming friends With Students While They Are in Class
Seorang guru memang dianjurkan friendly tetapi tidak untuk menjadi friend. Karena profesi mengajar bukan sebuah konteks popularitas, dimana seorang guru harus menjadi terkenal dikalangan murid-muridnya. Cukuplah seorang guru dikenal dan dikenang oleh murid-muridnya lantaran keluasan ilmu serta akhlak dan adabnya yang baik.

3.       Stop Your Lessons and Confront Students for Minor Infractions in Class.
Seorang guru harus menghentikan sementara proses pembelajaran dan kemudian fokus untuk menghadapi siswa-siswi yang melakukan pelanggaran-pelanggaran minor baik jika seorang guru membawa siswa-siswinya pada sebuah sesi khusus untuk berbicara pada mereka satu demi satu guna mengetahui masalah dan keinginan mereka.

4.       Humiliate Students to Try and Get Them to Behave Humiliation is a Terrible Technique to Use As a Teacher.
Menghina murid-murid yang dimaksudkan agar mereka berubah menjadi lebih baik adalah tekhnik mengerikan yang dipakai oleh seorang guru. Tekhnik ini akan menjadikan siswa yang bermasalah atau siswa-siswi yang lain ketakutan dan terbunuh rasa percaya dirinya saat berada disalam kelas. Hal yang sangat menyakitkan jika murid-murid tidak lagi percaya pada kita dan tanpa terasa, kita telah menanamkan perasaan dendam pada mereka.

5.       Yell
Melakukan yel-yel sekali dua kali untuk me-refresh ‘peperangan’ yang sedang dihadapi siswa adalah baik untuk mengembalikan kesegaran psikis dan fisik. Tentunya yel tidak dilakukan secara over.

6.       Save Your Control Over to the Students
Sering sekali seorang guru harus menciptakan kegiatan di kelas. Untuk menciptakan lingkungan yang kondusif dan berkualitas, maka seorang guru harus mempunyai kontrol atau otoritas untuk menciptakan kondisi tersebut, untuk alasan proses pembelajaran yang lebih baik.

7.       Treat Students Differenly Based on Personal Likes and Dislike
Seorang guru harus memperhatikan semua murid-muridnya secara seimbang dan tidak pilih kasih. Perbedaan perlakuan pada setiap pribadi murid hanya didasarkan pada perbedaan individu seperti perbedaan learning style (gaya belajar), IQ, tipe individu, dan faktor-faktor lain yang berkaitan dengan proses belajar mengajar.

8.       Create Rules That Are Essentially Infair
Seorang guru harus membuat beberapa kesepakatan dengan siswa selama proses pembelajaran atau yeng berkaitan dengan proses tersebut. Kesepakatan tersebut sering disebut kesepakatan belajar, yang berisi beberapa point yang disertai dengan sanksi dan reward bagi yang melanggar dan yang mematuhinya. Kesepakatan belajar ini angat diperlukan untuk menanamkan sikap disiplin dan mengajarkan kebaikan serta menjauhkan siswa dari sikap curang dan adab buruk lainnya.

9.       Gossip and Complain About Other Theacher
Saat seorang guru mendengar pembicaraan siswa mengenai keburukan atau kekurangan guru lain, sebaiknya seorang guru tidak menyatakan pendapat pada siswa-siswi untuk sekedar klarifikasi atau melakukan upaya pembenaran. Sebaiknya seorang guru tetap konsen pada dirinya sendiri. Justifikasi terhadap komplain siswa terhadap kinerja guru sebaiknya melalui ‘jalur’ khusus yang harus dibuka oleh setiap lembaga Madrasah dan Komite yang membahas, mengurusi dan mengambil solusi atas komplain yang ada. Dan sepertinya ‘jalur komplain’ ini belum banyak ditemukan di Madrasah-Madrasah kita.

10.   Be Consistent With Grading and/or Accepting Late Work.
Jika seorang guru menempatkan posisinya sebagai seorang guru dalam interaksinya dengan murid, maka ruh obyektifitas akan tercipta sehingga seorang guru selalu konsisten saat melakukan penilaian terhadap murid-muridnya. Sedangkan konsistensi guru saat menerima atau menolak pekerjaan para murid yang tidak dikumpulkan tepat waktu, itu seharusnya sudah dimasukkan dalam point kesepakatan belajar.

Oleh Sugeng Cahyadi.
Share this article :
 
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. EdiHaryanto - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger